KJRI Jeddah Terus Dampingi Jemaah Umrah Korban Kecelakaan di Madinah

By Admin

nusakini.com--Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah terus memantau perkembangan dua Jemaah, yaitu Azwar Umar dan putri bungsunya, Ghina Nadya Umar, yang menjadi korban kecelakaan lalulintas di kilometer 150 jalan raya Madinah-Jeddah pada Minggu, 17 Juni 2018. 

Kecelakaan tersebut telah menyebabkan tiga orang meninggal dunia, dua mengalami luka berat dan lima penumpang lainnya menderita luka ringan. 

Secara bergantian, KJRI menugaskan staf, baik dari Jeddah maupun dari kantor haji di madinah, untuk terus memantau kondisi korban sekaligus melakukan koordinasi dengan tim medis rumah sakit King Fahad yang menangani kedua pasien. 

Didampingi Pelaksana Fungsi Konsuler-3, Ainur Rifqie, Konsul Jenderal RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin, bersama isteri menjenguk korban di rumah sakit pada hari Senin, 25 Juni 2018. Konjen menyatakan, KJRI Jeddah akan mengawal Azwar dan Ghina secara penuh, baik selama menjalani perawatan di rumah sakit maupun saat kepulangan nanti. 

“Silakan Bapak hubungi kami bila ada hal-hal yang diperlukan,” kata Konjen kepada Azwar yang tengah berbaring. 

Azwar menyampaikan terima kasih atas bantuan pihak KJRI yang telah mengurus segala keperluan, antara lain pengurusan rumah sakit, kepolisian dan koordinasi dengan muassasah dan biro perjalanan umrah, Tyara Travel, yang dinilai Azwar cukup kooperatif dan bertanggung jawab. 

Azwar juga menyampaikan permintaan bantuan kepada KJRI untuk mengkomunikasikan kepada pihak rumah sakit agar dirinya diizinkan menunggu putrinya menjalankan operasi kedua hingga pulih dan keluar bareng dari rumah sakit. Sesuai jadwal, putri bungsunya telah menjalani operasi kedua pada Selasa, 26 Juni 2018. 

Selain itu, Azwar juga meminta bantuan KJRI terkait pengurusan syahadatul wafat atau akte kematian. 

Wakil Konsul Ainur Rifqie telah melakukan koordinasi dengan dr. Abdul Haq, tim dokter yang menangani Azwar untuk diberikan tambahan dua hari kepada Azwar, yang seharusnya sudah meninggalkan rumah sakit  sejak Senin (25/6)

Terkait akte kematian, KJRI telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan diperoleh penjelasan bahwa akte kematian itu bisa diurus setelah pihak kepolisian menerima tabligh wafat elektronik atau surat pemberitahuan kematian secara elektronik dari rumah sakit. 

Berbekal tabligh wafat tersebut, terang Rifqie, pihak kepolisian mengajukan permohonan penerbitan akte kematian dari ahwal madaniah atau dinas pencatatan sipil. 

Sampai berita ini ditulis, KJRI Jeddah telah menemui pihak kepolisian lalu lintas di Madinah untuk mengupayakan pembebasan supir kendaraan yang mengangkut korban. KJRI juga melobi pihak majikan supaya bersedia menjadi penjamin bagi supirnya yang berwarga negara Indonesia itu agar tidak ditahan. Alhasil, supir kendaraan itu dibebaskan dan telah kembali ke Mekkah. 

“Kami juga telah berkoordinasi dengan kepolisian Madinah agar barang-barang milik korban yang saat kejadian diamankan kantor kepolisian daerah Al-Hijrah bisa diambil langsung oleh pihak travel. Barang-barang itu saat ini telah kami amankan di wisma haji,” tutur Ainur Rifqie yang bolak-bolik Jeddah-Madinah untuk mengurus keperluan korban dan keluarganya. 

Yang cukup melelahkan, imbuh Rifqie, adalah saat mencari keberadaan dua paspor atas nama Azwar Umar dan Ghina Nadya. Tidak diketahui siapa yang mengamankan dua dokumen tersebut, apakah pihak kepolisian Madinah, Kepolisian Al-Hijrah atau muassasah. Dari hasil komunikasi intensif KJRI dengan pimpinan kepolisian Madinah, dua paspor tersebut akhirnya berhasil diperoleh dan diserahkan oleh muassasah kepada pemiliknya.(p/ab)